FUDHAIL bin ‘Iyâdh berkata, “Bila engkau tidak sanggup melaksanakan
shalat (tahajjud) di malam hari dan puasa di siang hari, maka ketahuilah
bahwa engkau orang yang terhalang (dari kebaikan) lagi banyak dosa.”
Seorang lelaki berkata kepada Hasan al-Bashri , “Sesungguhnya aku
tidur dalam keadaan sehat, aku sangat ingin bangun melaksanakan shalat
malam dan telah ku persiapkan air untuk bersuci, namun mengapa aku tetap
tidak bisa bangun (disepertiga malam terakhir)?”
Beliau menjawab, “Engkau telah dibelenggu oleh dosa-dosamu.”
Bila seseorang tidak bisa mengerjakan shalat malam, maka hendaklah
dia merenungi pernyataan seorang dari generasi Salaf, “Bila engkau belum
bisa mengambil bagian di waktu malam, maka janganlah engkau bermaksiat
kepada Rabbmu di waktu siang.”
Sahl bin Sa’ad menuturkan, “Jibril pernah datang menemui Nabi seraya
berkata, ‘Hai Muhammad! Hiduplah sesukamu, sesungguhnya kematian pasti
akan menjemputmu. Cintailah siapa saja yang engkau senangi, sesungguhnya
engkau pasti akan berpisah dengannya. Dan beramallah semaumu,
sesungguhnya engkau akan menuai balasannya’.
“Kemudian Jibril berpesan, ‘Hai Muhammad, kemuliaan seorang Mukmin
terletak pada shalat malam dan kehormatannya adalah pada saat ia tak
lagi bergantung pada manusia’,” (HR. Thabrani dan dinilai hasan oleh
Syaikh al-Albâni dalam silsilah ahâdîtsis shahîhah, no. 831).
sumber artikel : islampos.com