Bersolek ala Jahiliah
oleh : Al-Ustadz Abu Dawud Al-Atsariy –hafizhahullah-
[Pengajar Ponpes Al-Ihsan Gowa, Sulsel]
Roda
kehidupan terus berjalan bagaikan air yang mengalir, tanpa penghalang.
Perjalanan kehidupan ini dari zaman ke zaman terus mengalami perubahan.
Era tahun 70-an berbeda dengan era tahun 80-an dan seterusnya.
Jika kita meneropong sebuah sudut
kehidupan anak cucu Adam, khususnya kehidupan wanita dari zaman ke
zaman, maka kita akan menemukan perubahan drastis sehingga muncullah
istilah baru “Lain dulu, lain sekarang”.
Dahulu wanita malu berkeliaran di luar rumah, dan berusaha menjaga kesucian dan kehormatan dirinya, karena mengikuti firman Allah,
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلاَ تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الأُولَى [الأحزاب : 33]“Dan hendaklah kalian (kaum wanita) tetap di rumahmu dan janganlah kalian ber-tabarruj (berhias) dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu” (QS. Al-Ahdzab: 33)
Kini mayoritas kaum muslimah berkeliaran di jalan-jalan, kantor-kantor, pompa-pompa bensin, mall-mall dengan berbagai macam tabarruj
(solekan dan gaya) ala jahiliah, mulai dari pakaian sempit, transparan,
pendek lagi seksi, lalu dipoles dengan berbagai merek make up buatan
dalam negeri ataupun buatan mancanegara. Berjalan dengan selop tinggi,
dan bau parfum yang merangsang birahi hewani kaum lelaki. Mereka
bangga dengan penampilan tak senonoh itu, tanpa merasa bersalah.
Padahal ia telah keluar dengan solekan ala jahiliah yang telah
menguburkan rasa malunya.
Problema wanita semacam ini merupakan
ujian terberat bagi kaum lelaki, apalagi di zaman sekarang yang jauh
dari ilmu syar’i. Banyak kaum lelaki yang tergelincir karena tergoda
oleh kaum wanita yang berseliweran dan berkeliaran di hadapannya.
Inilah yang pernah disinyalir oleh Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- dalam sabdanya,مَا تَرَكْتُ بَعْدِي فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنْ النِّسَاءِ“Aku tidak meninggalkan fitnah (masalah) yang lebih besar atas kaum lelaki setelahku dibandingkan wanita”. [HR. Al-Bukhoriy dalam An-Nikah (no. 5096), dan Muslim dalam Adz-Dzikr wa Ad-Du'a' (no. 7880 & 6881)]
Godaan dan ujian wanita bukanlah perkara
remeh. Umat-umat terdahulu banyak yang menyimpang dan durhaka karena
masalah wanita. Bagaimana tidak, sebab sebagian manusia ada yang harus
melakukan kezhaliman, perang, sogok-menyogok, korupsi, mencuri, mencari
uang dengan cara batil, membunuh, dan berbagai macam cara. Semua itu
mereka lakukan demi memuaskan wanita yang ia cintai.
Rasulullah -Sholllallahu alaihi wa sallam- bersabda,
فَاتَّقُوا الدُّنْيَا وَاتَّقُوا النِّسَاءَ فَإِنَّ أَوَّلَ فِتْنَةِ بَنِي إِسْرَائِيلَ كَانَتْ فِي النِّسَاءِ
” Waspadailah dunia, dan waspadailah wanita, sebab awal fitnah (masalah) di kalangan Bani Isra’il adalah pada wanita”. [HR. Muslim dalam Adz-Dzikr wa Ad-Du'a' (no.6883)]
Jika kita melayangkan pandangan kepada
realita para di zaman sekarang, sungguh membuat hati teriris pilu saat
melihatnya. Perzinaan semakin merebak, kejahatan seksual yang kian
menemukan kebebasannya. Dimana-mana terdengar rintihan wanita muda,
nenek-nenek malang, bahkan anak-anak ingusan karena diperkosa.
Semua itu terjadi karena fitnah (godaan)
yang timbul dari penampilan dan solekan wanita itu sendiri. Mereka
pamer aurat di televisi dan di media cetak. Mereka berpose di depan
kamera dengan menggunakan pakaian yang sangat tipis lagi ketat, bahkan
nyaris telanjang. Mereka memamerkan dada dan paha serta memperlihatkan
sesuatu yang seharusnya disembunyikan. Kini malu itu telah terkubur!!!
Permasalahannya tak berhenti hanya
disitu saja. Kini para wanita-wanita muslimah yang tipis iman mengikuti
gaya dan solekan para artis yang tampil di layar kaca. Sehingga
kerusakan bukan hanya terbatas pada layar kaca saja, bahkan menular di
alam nyata.
Dengan perbuatannya itu, mereka telah mengobarkan nyala api fitnah
dan menggelorakan syahwat dalam hati para lelaki yang melihatnya.
Sehingga laki-laki yang terangsang melampiaskan hawa nafsunya kepada
orang-orang yang berada di sekitarnya. Para wanita pesolek inilah yang
pernah diancam oleh Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- dalam sabdanya,
صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ
النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ
يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلَاتٌ
مَائِلَاتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لَا
يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلَا يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ
مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا
“Ada dua golongan penghuni neraka yang belum pernah saya lihat: (1) kaum yang membawa cemeti bagai ekor sapi
yang digunakan memukul manusia, dan (2) wanita-wanita yang berpakaian
tapi telanjang, berlenggak-lenggok. Kepala mereka (wanita-wanita
tersebut) laksana punuk onta yang miring. Para wanita ini tak akan masuk
surga, dan tak akan mendapatkan bau surga, sedang baunya bisa
didapatkan dari perjalanan demikian dan demikian”. [HR. Muslim dalam Shohih-nya (no. 5547 & 7123)]
Rasulullah -Shalallahu ‘alaihi wassalam- bersabda
سَيَكُونُ فِي آخِرِ أُمَّتِي نِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ ، عَلَى رُؤُوسِهِنَّ كَأَسْنِمَةِ البَخْتِ ، اِلْعَنُوهُنَّ فَإنَّهُنَّ مَلْعُونَاتٌ
“Akan ada pada akhir umatku
nanti wanita-wanita yang berpakaian tapi telanjang, kepala mereka
bagaikan punuk unta, laknatlah mereka karena mereka adalah wanita-wanita
yang pantas dilaknat”. [HR. Ath-Thobroniy dalam Al-Mu'jam Ash-Shoghier (hal. 232). Hadits ini di-shohih-kan oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Ats-Tsamr Al-Mustathob (1/317)]
Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albaniy -rahimahullah- berkata, Wanita
ini berpakaian, sedang hakikatnya ia telanjang, misalnya, ia mengenakan
pakaian yang transparan yang menggambarkan warna kulitnya, atau
mengenakan pakaian ketat melukiskan lekuk-lekuk badannya (seperti,
pinggulnya, lengannya, dan sejenis itu). Pakaian wanita (yang benar)
adalah pakaian yang menutupi dirinya. Lantaran itu, ia (wanita) tidak
menampakkan tubuh, dan bentuk anggota badannya, karena pakaiannya tebal
lagi luas”. [Lihat Jilbab Al-Mar'ah Al-Muslimah (hal. 151), cet. Al-Maktabah Al-Islamiyyah, 1413 H]
Sebagian wanita tak mengerti bahwa
seluruh tubuhnya adalah aurat yang harus ditutupi dengan pakaian dan
jilbab yang besar lagi luas dan tebal. Mereka menyangka bahwa aurat
wanita hanya sebatas dari bahu sampai kepada kemaluan, sehingga mereka
tanpa malu ada yang menampakkan rambutnya, kaki, betis, atau pahanya.
Jelas ini sebuah kesalahpahaman yang harus diluruskan bahwa aurat wanita
adalah semua jasad wanita!!!
Allah -Ta’ala- berfirman,يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلاَبِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلاَ يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا [الأحزاب : 59]“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan wanita-wanita orang mukmin, “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. Al-Ahzaab : 59)
Para pembaca yang budiman, di zaman kini, kecantikan wanita sudah menjadi sebuah “bahan komoditi”
yang laris. Lomba betis indah, bibir seksi, cewek gaul dan keren atau
lomba-lomba lainnya yang memamerkan tubuh mereka, justru semakin
menjadi-jadi! Para wanita yang menampakkan dada dan paha-paha mereka,
dijadikan sebagai alat pelaris dagangan oleh para
hidung belang di dunia periklanan dan perniagaan!! Para muslimah kini
tak malu lagi memamerkan auratnya di jalan-jalan, tempat perbelanjaan,
tepi pantai dan tempat-tempat umum lainnya!!! Sehingga nyaris tak ada
sebuah sudut di perkotaan dan pedesaan, kecuali mata akan tertuju kepada
solekan wanita ala jahiliah.
Anehnya, masyarakat justru
sengaja menutup mata dari akhlak yang keji ini dan tidak merasa risih
dan terusik ketika melihat pemandangan yang rusak ini. Mereka
tenang-tenang saja bahkan merestuinya, tanpa mempedulikan bahaya dan
kerusakan yang timbul karenanya. Sikap seperti ini, akan menyeret mereka
ke dalam lembah kebinasaan, karena tidak mengingkari kemungkaran yang
ada di tengah-tengah mereka. Allah -Subhana Wa Ta’ala- berfirman,
لُعِنَ الَّذِينَ
كَفَرُوا مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ عَلَى لِسَانِ دَاوُودَ وَعِيسَى ابْنِ
مَرْيَمَ ذَلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُونَ (78) كَانُوا لاَ
يَتَنَاهَوْنَ عَنْ مُنْكَرٍ فَعَلُوهُ لَبِئْسَ مَا كَانُوا يَفْعَلُونَ
(79) [المائدة : 78 ، 79]
“Telah dila’nati orang-orang kafir dari Bani Israil melalui lisan Daud dan Isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan
mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka satu sama lain selalu
tidak melarang tindakan munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu.” (QS. Al-Maidah: 78-79)
Rasulullah -Sholllallahu alaihi wa sallam- bersabda,
إنَّ النَّاسَ إذَا رَأَوْا المُنْكَرَ فَلَمْ يُغَيِّرُوهُ أوْشَكَ أنْ يَعُمَّهُمُ اللهُ بِعَذَابٍ
“Sesungguhnya manusia bila melihat kemungkaran dan tidak merubahnya, dikhawatirkan Allah akan menimpakan mereka adzab”. [HR. Ibnu Majah dalam Sunan-nya (no. 4076). Hadits ini di-shohih-kan oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Takhrij Al-Misykah (no. 5142)]
Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,
وَالَّذِي نَفْسِي
بِيَدِهِ لَتَأْمُرُنَّ بِالْمَعْرُوفِ وَلَتَنْهَوُنَّ عَنْ الْمُنْكَرِ
أَوْ لَيُوشِكَنَّ اللَّهُ أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عِقَابًا مِنْهُ ثُمَّ
تَدْعُونَهُ فَلَا يُسْتَجَابُ لَكُمْ
“Demi Zat yang jiwaku ada di Tangan-Nya, sungguh kalian semua
memerintahkan kebaikan dan melarang dari kemungkaran atau kalau tidak,
maka hampir-hampir saja Allah akan menurunkan siksa kepada kalian semua.
Kemudian kalian semua berdoa kepada-Nya, tetapi tidak akan dikabulkan untukmu semua doa itu.” [HR. At-Tirmidziy dalam Sunan-nya (no. 2169). Di-hasan-kan oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Takhrij Hidayah Ar-Ruwah (no. 5068)]
Apabila perbuatan para wanita itu disebut dengan “kemajuan zaman” yang semakin moderen ini, makin untungkah
wanita jika ia di konteskan atau di perlombakan?!! Untungkah wanita
jika kecantikannya di komersilkan dan diperdagangkan?!! Apakah dengan
memamerkan dan memperdagangkan kecantikannya akan mengangkat harkat dan
martabatnya?!! Lalu siapakah sesungguhnya yang memperoleh keuntungan
dari acara-acara tersebut?!! Ketahuilah bahwa tak ada kemuliaan yang
kembali kepada diri wanita tersebut, kecuali keuntungan duniawi yang
semu. Sedang akhiratnya korban demi mengejar reputasi hina itu!!
Pembaca yang mulia, jika kita
menganalisa keadaan masyarakat muslim saat ini, maka kita akan mendapati
kebanyakan diantara mereka, tenggelam dalam kegelapan nafsu dan
kelalaian, berenang ke dalam samudera kesenangan yang haram ini. Mereka
tidak peduli dengan perintah dan larangan, bahkan menganggap lucu
ayat-ayat Allah -Azza wa Jalla- ketika dibacakan kepada mereka. Mereka membiarkan anak dan istrinya membuka auratnya di depan umum. Jika kemungkaran pamer aurat diingkari oleh seseorang, maka ia berusaha membela kemungkaran itu dengan berbagai macam dalih!!
Kondisi ini diperparah dengan lengkapnya segala fasilitas dan kenikmatan dunia yang menopang GERAKAN PAMER AURAT.
Olehnya, muncullah berbagai model pakaian bagi para wanita, mulai dari
rok mini, pakaian transparan, celana ketat lagi pendek, baju sempit ala you can see, sampai kepada pakaian-pakaian yang menghilangkan sifat malu mereka.
Allah Yang Maha Perkasa telah mengingatkan kita tentang awal dan sebab kehancuran ini,
وَإِذَا أَرَدْنَا أَنْ
نُهْلِكَ قَرْيَةً أَمَرْنَا مُتْرَفِيهَا فَفَسَقُوا فِيهَا فَحَقَّ
عَلَيْهَا الْقَوْلُ فَدَمَّرْنَاهَا تَدْمِيرًا [الإسراء : 16]
“Dan jika kami
hendak membinasakan suatu negeri, maka kami perintahkan kepada
orang-orang yang hidup mewah di negeri itu, lalu mereka pun melakukan
kedurhakaan dalam negeri itu. Maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya
perkataan (ketentuan Kami). Lantaran itu, Kami hancurkan negeri itu
sehancur-hancurnya.” (QS. Al-Isra’: 16)
Sebagian ulama tafsir menjelaskan bahwa
mereka diperintahkan oleh Allah untuk berbuat taat, tapi malah mereka
melakukan perbuatan keji (yakni, zina dan sarana-sarananya), dan dosa.
Karena itu, mereka berhak mendapatkan siksaan dan hukuman di dunia.
[Lihat Tafsir Ibnu Katsir (5/61)]
Terakhir, kami wasiatkan kepada seluruh
orang tua, pengasuh, dan wali yang menjaga para wanita agar selalu
memperhatikan anak-anak wanita kita dari pintu kehancuran, khususnya
pelanggaran yang berkaitan dengan pakaian dan cara bersolek mereka.
Arahkanlah mereka kepada bimbingan Islam dan petunjuk Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-.
Janganlah membiarkan mereka bersolek dan berhias ala jahiliah, dan
perintahkanlah mereka berjilbab di depan lelaki asing (bukan mahram)
atau saat keluar rumah, karena suatu hajat yang penting.
Sumber : Buletin Jum’at At-Tauhid. Penerbit : Pustaka Ibnu Abbas. Alamat : Jl. Bonto Te’ne No. 58, Kel. Borong Loe, Kec. Bonto Marannu, Gowa-Sulsel. Pimpinan Redaksi/Penanggung Jawab : Ust. Abu Fa’izah Abdul Qadir Al Atsary, Lc. Editor/Pengasuh : Ust. Abu Fa’izah Abdul Qadir Al Atsary, Lc. Layout : Abu Dzikro. Untuk berlangganan/pemesanan hubungi : Ilham Al-Atsary (085255974201).
http://pesantren-alihsan.org/bersolek-ala-jahiliah.html