TIAP YANG BERNYAWA PASTI MERASAKAN MATI


Makhluk yang bernyawa pasti akan mengalami mati. Dan tibanya kematian seseorang tidak disangka-sangka. Memang kematian merupakan ketetapan Allah yang tidak bisa ditawar lagi. Sekalipun manusia tidak mengetahui kedatangan mati, namun yang jelas semua makhluk bernyawa pasti mengalami mati. Allah berfiman yg artinya:

"Tiap-tiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati" (QS. Ali 'Imran : 185).

Semua makhluk Allah tak terkecuali akan musnah, sekalipun makhluk ghaib pada saatnya nanti. Hanya Allah yang maha kekal. Jika ajal menjemput kita, dimanapun kita berada, ia pasti datang. Kematian seseorang tidak bisa ditunda dan dimajukan sedikitpun dan memang semua itu sudah diatur sedemikian rupa oleh Allah SWT.

Kita tidak bisa lari dari kematian karena ini adalah kekuasaan Allah SWT yang menghidupkan dan mematikan seluruh makhluk-Nya.

Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu…” (QS. Al-Jumua'ah : 8).

Walaupun kita bersembunyi digedung yang tinggi lagi kokoh, bila ajal tiba, maka itu tak ada artinya, dan maut pasti menemui kita. Allah berfirman yang artinya:

"Dimana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu berada di benteng yang tinggi lagi kokoh" (QS. An Nisaa' : 78).

Ayat di atas menjelaskan bahwa di mana saja kita berada, sekalipun kita bersembunyi dalam benteng yang kokoh, kita bersembunyi di dalam peti emas, bersembunyi di tempat yang manusia tidak bisa mengetahuinya pasti kematian akan menemuinya. Maka ketika seseorang diambil nyawanya oleh Allah, maka putuslah semua amalannya kecuali tiga perkara yakni Ilmu yang bermanfaat, Do'a anak yang Shaleh dan amal jariah [HR. Muslim, Abu Dawud dan Nasa’i]. 
Oleh karena itu marilah kita fikir, kita risau bahwa kematian tidak mengenal, apakah bayi, orang tua, kaum muda, presiden, raja, Ulama dan lain-lainnya pasti akan kembali kepada Allah SWT.

Mati berarti terpisahnya antara jasad dan ruh dalam jangka waktu tertentu, karena pada saat manusia dibangkitkan dalam kuburnya maka ruh dan jasad akan menyatu kembali. Ketahuilah setelah ruh berpisah dengan jasadnya, tidak berarti persoalan yang di hadapi selesai sampai di situ, akan tetapi, jasad dalam kubur ditanya oleh makaikat Munkar dan Nangkir. Di alam kubur inilah manusia tidak lepas dari persoalan-persoalan ghoib lainya

Manusia di alam kubur sifatnya sementara, karena alam kubur adalah sebagai penantian untuk menuju akhirat. Jadi setelah di alam kubur pada saat yang telah ditentukan Allah, manusia akan dibangkitkan. Allah berfirman:

"Setelah itu kami bangkitkan kamu sesudah kamu mati" (QS. Al Baqarah : 56).
"Dan bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam kubur" (QS. Al Hajj : 7).

Setelah kita memahami firman Allah, maupun hadits Nabi Saw, maka kita haruslah menyadari betul, bahwa setiap makhluk yang bernyawa pasti mengalami mati. Dengan menyadari kejadian yang pasti menimpa seseorang, maka kita harus berusaha yang optimal untuk berlomba dalam amal kebajikan. Dan semua itu merupakan bekal untuk menghadapi kematian. Kebahagiaan yang akan dirasakan seseorang tergantung amal usaha yang baik tatkala hidup di dunia. Namun sebaliknya kehinaan serta kesengsaraan di alam kubur dan alam akhirat tergantung kejekan amal usahanya tatkala hidup di dunia. Jadi hidup di dunia inilah sebagai penentu beruntung atau celakanya seseorang di akhirat kelak. Karena dunia adalah tempat menanam untuk bekal di akhirat.